Jumat, 07 April 2017

Kesimpulan materi pertemuan 1 Perekonomian Indonesia

Kesimpulan Kelompok 1 tentang "Pengelolaan SDA Indonesia"

Berhubung di Indonesia adalah salah satu Negara yang alamnya sangat luas maka kita harus mengelolanya dengan baik agar terhindar dari persoalan seperti penebangan liar, penambang ilegal, pencurian ikan, limbah, kebakaran hutan dan sebagainya karena sumber daya alam mempunyai manfaat yang penting untuk kehidupan manusia. 
Pemanfaatan sumber daya alam juga digolongkan sifatnya yaitu 
1. Sumber daya alam hayati yang merupakan sumber daya alam yang hidup seperti tumbuhan, pertanian dan perkebunan, hewan peternakan dan perikanan. 
2. Sumber daya alam nonhayati yang merupakan sumber daya alam yang diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus seperti air, tanah, angin, hasil tambang.

Kesimpulan kelompok 2 tentang "PDB, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi"

PDB (Produk Domestik Bruto) adalah salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional dan dihitung memakai 2 pendeketan yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekeran pendapatan. Tetapi karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sangat sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah pendekatan pengeluaran. 
Lalu kenaikan pendapatan nasional juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk Negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi dan dibawah garis kemiskinan, maka pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat perkapita dapat tercapai dan juga pemerinta dapat mengeluarkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan yang dapat menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi.

Kesimpulan kelompok 3 tentang "Kemiskinan dan Kesenjangan" 

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada periode 1976-2008 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 1976 penduduk miskin sekitar 54,2 juta jiwa. Hingga pada bulan maret persentase ini sampai 63,47 persen. 
Faktor penyebab kemiskinan di Indonesia sbb :
1. Laju pertumbuhan penduduk.
2. Pengangguran.
3. Distribusi pendapatan.
4. Tingkat pendidikan rendah.
5. Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Kemiskinan dapat diatasi dengan cara menambah lapangan pekerjaan, meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar, memberikan pelatihan wirausaha kepada masyarakat, dan memberi bantuan kepada masyarakat miskin.
Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Faktor penyebab kesenjangan ekonomi sbb:
1. Menurunnya pendapatan per kapita.
2. Ketidak merataan pembangunan antar daerah.
3. Rendahnya mobilitas sosial.
4. Pencemaran Lingkungan Alam.
Kesenjangan dapat di atasi dengan cara mengutamakan pendidikan, menciptakan lapangan pekerjaan dan meminimaliskan kemiskinan, meminimaliskan KKN dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, serta meningkatkan sistem keadilan di Indonesia dan melakukan pengawasan ketat kepada mafia hukum. 

Makalah kelompok 2. Perekonomian Indonesia

PDB, PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI



  KELOMPOK 2 :
AMINURLAILA (20216709)
FIKO DWIHANTORO (22216825)
M. RANDIANSYAH (24216618)
SAFIRA PUTRI KUSUMA (26216758)

     1EB08

DAFTAR ISI

Cover Makalah..........................................................................1
Daftar Isi....................................................................................2
Kata Pengantar..........................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Produk Domestik Bruto..................................................6-7
2.2 Indikator Turunan PDB..................................................7-8
2.3 Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi......8-10
2.4 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia selama Orde Baru Hingga Saat Ini...................................................................10-17
2.5 Faktor-faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.............................................................................17-19
2. 6 Perubahan Struktur Ekonomi........................................19

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................20
3.2 Saran dan Daftar Pustaka................................................21

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur serta kehadirat tuhan yang maha esa karena atas rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PDB, pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi” ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang PDB, pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenang dan kami meminta kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman, tentu kebutuhan manusia bertambah. Oleh karena itu, ekonomi secara terus menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Perubahan secara umum terjadi pada perekonomian yang dialami suatu Negara baik naik atau turunnya tingkat inflasi, berkurang atau bertambahnya pengangguran, tingkat kesempatan kerja, hasil produksi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jika hal ini ditangani dengan tepat maka suatu Negara mengalami keadaan ekonomi yang stabil. Hal ini merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan pada penduduk yang ada di Negara tersebut. Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia yang akan kami bahas telah berlangsung bertahun-tahun, di sini akan kita bahas sebagian besar dari hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah 
Apa dimaksud dengan PDB (Produk Domestic Bruto) ?
Apa indikator yang dapat diturunkan dari data PDB (Produk Domestic Bruto)?
Bagaimana pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi ?
Bagaimana pertumbuhan ekonomi selama orde baru hingga saat ini?
Apa faktor-faktor penentu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ?
Bagaimana perubahan struktur ekonomi ?

1.3 Tujuan Penulisan
Untuk memberikan pemahaman tentang PDB (Produk Domestic Bruto ), makna pertumbuhan ekonomi, perubahan struktur ekonomi.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1. PRODUK DOMESTIK BRUTO

Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.
PDB Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil atas atau dasar disebut harga konstan pdb mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.

       
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaranpemerintah + (ekspor - impor)



PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:
Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impormelibatkan sektor luar negeri.

         
PDB = sewa + upah + bunga + laba



Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
PDB negara yang berbeda dapat dibandingkan dengan menukar nilainya dalam mata uang lokal menurut:
nilai tukar mata uang saat ini: PDB dihitung sesuai dengan nilai tukar yang sedang digunakan dalam pasar mata uang internasional, atau
nilai tukar keseimbangan kemampuan berbelanja: PDB dihitung sesuai keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP) setiap mata uang relatif kepada standar yang telah ditentukan (biasanya dolar AS).
Peringkat relatif negara-negara dapat berbeda jauh antara satu metode dengan metode lainnya.

2.2. DARI DATA PDB DAPAT JUGA DITURUNKAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI PENTING LAINNYA, SEPERTI :

     1.    Produk Nasional Bruto

yaitu PDB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri. Pendapatan neto itu sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang diperoleh di Indonesia.

     2.    Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar

yaitu PDB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun.

     3.    Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi yaitu

produk nasional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk nasional neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai Pendapatan Nasional.

     4.    Angka-angka per kapita

yaitu ukuran-ukuran indikator ekonomi sebagaimana diuraikan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

 2.3. PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupa kan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Kesejahteraan masyarakat dari aspek ekonomi dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional per kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, maka pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. 
Untuk Negara-negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ditambah kenyataan bahwa penduduk Indonesia di bawah garis kemiskinan juga besar, maka pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dibandingkan dengan  laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per kapita dapat tercapai.
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan sosial .
Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income.

Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas:
Pertumbuhan ekonomi
Distribusi pendapatan


Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar:
Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national income yang berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya.
Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahan teknologi, peningkatan SDM, dan penemuan material baru untuk produksi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan national income.National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product)
GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri
NNP = GNP – D, dimana D = depresiasi
NP = NNP – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.
GDP = NP + Ttl + D – F
NP = GDP + F – D- Ttl

Seiringsemakin meningkat pendapatan perkapita,makaSemakin cepat pertumbuhan ekonomi semakin cepat perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi merupakan serangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan luarnegeri, dan aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. 

2.4. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SELAMA ORDE BARU HINGGA SAAT INI

1.  Kondisi Ekonomi Indonesia pada Masa Orde baru (1966-1998)
Pemerintahan Orde Baru  menyadari sepenuhnya bahwa akibat konflik yang berkepanjangan penderitaan rakyat telah mencapai titik yang tertinggi. Kesejahteraan rakyat telah menjadi korban dan ambisi para petualan politik. Atas dasar kesadran tersebut, maka pada awal Orde Baru Stabilisasi Ekonomi menjadi proritas utama.
A.      Stabilisasi Ekonomi
Pada permulaan Orde Baru, program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha pengendalian tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara, dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pelaksanaan pembangunan Orde Baru bertumpu kepada program yang dikenal dengan sebutan “ Trilogi Pembangunan” yaitu sebagai berikut :

a)Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menju kepada terciptanya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
b) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
c) Stabilitas yang sehat dan dinamis.

Pelaksanaan Pola Umum Pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) dilakukan Orde Baru secara periodic 5 tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
·       Pelita I (1969-1974), sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita 1 menekankan pembangunan di bidang pertanian.
·       Pelita II (1974-1979), sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rakyat.
·       Pelita III (1979-1984), sasaran yang hendak dicapai adalah Trilogi Pembangunan.
·       Pelita IV (1984-1989), sasaran yang hendak dicapai adalah di bidang pertanian tercapainya swasembada pangan.
·       Pelita V (1989-1994), sasaran yang hendak dicapai adalah upaya peningktan semua segi kehidupan bangsa.
·       Pelita VI (1994-1998), Pemerintah menitikberatkan pembangunan ekonomi yang berkaitam dengan industri dan pertanian, serta pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia sebagai pendukunggnya.


B.      Dampak Revolusi Hijau dan Indiustrialisasi
Berikut upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menggalakkan revolusi hijau antara lain :
a)     Intensifikasi Pertanian.
b)     Ekstensifikasi Pertanian.
c)     Diversifikasi Pertanian.
d)     Rehabilitasi Pertanian.
Berikut dampak positif revolusi hijau antara lain :
a)     Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun buruh tani.
b)     Kekurangan bahan pangan dapat teratasi.
c)     Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga Perekonomian Indonesia.
C.      Dampak Kebijakan Ekonomi Orde Baru
Dampak Positif :
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat terlihat secara konkrit.
Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat.
Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.
Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
Pengangguran minimum
Dampak Negatif :
kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam.
Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.
Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan ekonomi sangat rapuh.
Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilahh yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.
Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
2.     Akhir Orde Baru
Krisis moneter yang melanda kawasan asia Tenggara menyebabkan ketidakstabilan Perekonomian Indonesia sejak pertengahan Juli 1997.
3.     Era Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan secara hukum menuju kearah perbaikan. Reformasi tahun 1998 menuntut adanya pembaharuan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hokum Masalah yang mendesak adalah upaya mengatasi kebutuhan pokok (sembako) dengan harga yang terjangkau masyarakat.
a.      Masa Kepemimpinan B. J. Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Pada saat pemerintahan presiden B.J Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan perubahan-perubahan yang cukup berarti di bidang ekonomi. B. J. Habibie diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Tugasnya adalah Melanjutkan kebijakan yang telah dibuat  oleh sebelumnya, kemudian Habibie membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan. Berikut upaya-upaya yang dilakukan Habibie di bidang ekonomi antara lain :
1)     Merekapitulasi perbankan.
2)     Merekonstruksi Perekonomian Indonesia.
3)     Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
4)     Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar hingga di bawah Rp. 10.000
5)     Mengimplementasikan Reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.
Presiden B.J Habibie jatuh dari pemerintahannya karena melepaskan wilayah Timor-timor dari Wilayah Indonesia.
b.     Masa Kepemimpinan Abdurrahman Wahid (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun belum ada tindakan yang cukup berati untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. Kepemimpinan Abdurraman Wahid berakhir karena pemerintahannya mengahadapi masalah-masalah yang kontroversial.
c.      Masa Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri (23 Juli 2001-20 Oktober 2004)
Masa kepemimpinan Megawati mengalami masalah-masalah yang mendesak yang harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi dan penegakan hokum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasai persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
1)     Melakukan pembayaran utang luar negeri.
2)     Memelihara dan memantapkan stabilitas Negara.
3)     Memantapkan ekonomi nasional.
4)     Privatisasi BUMN.
5)     Memperbaiki kinerja ekspor.

d.     Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004-2014)
Berikut kondisi dan kebijakan-kebijakan masa kepemimpinan SBY di bidang ekonomi antara lain :
1) Hingga Maret 2005 utang luar negeri U$$136.6 miliar dan masa penundaan utang paris club 3 sudah habis.
2) Seratus hari pertama lebih banyak bicara ekonomi makro dari pada secara spesifik program peningkatan ekspor.
3) Pada tanggal 19 Desember 2004 SBY menaikkan haraga “BBM Mewah”.
4) Melanjutkan pertumbuhan ekonomi Megawati, diperkirakan pertumbuhan ekonomi nya naik hingga 4,4-4,9% dan inflasi meningkat yakni 5,5%.
5) Menaikkan pendapat perkapita dengan mengandalkan pembangunan infrasruktur missal dengan mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor dengan janji akan memperbaiki iklim investasi.

e. Perkembangan Ekonomi di Tahun 2015
Awal tahun 2015 menjadi momentum tepat untuk memprediksi kondisi perekonomian Indonesia kedepan. Sebagai salah satu negara yang baru saja mengalami perombakan politik, serangkaian kebijakan baru tentunya akan mempengaruhi proyeksi ekonominya. Meskipun laju perekonomian di tahun lalu mengalami perlambatan, namun sejumlah ahli dan ekonom justru memprediksi bahwa di tahun 2015 perekonomian Indonesia akan mengalami peningkatan. 
Pada pertengahan Januari lalu, Bank Indonesia menetapkan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,75%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 8,00% dan 5,75%. Kemudikan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi Indonesia di 2014 dan prospek ekonomi 2015 dan 2016 yang menunjukkan bahwa kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4±1% pada 2015 dan 2016, dan mendukung pengendalian defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.
Mengacu pada evaluasi terhadap perekonomian di tahun lalu, di tahun ini Bank Indonesia memperkirakan  perekonomian Indonesia semakin baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga, ditopang oleh perbaikan ekonomi global dan semakin kuatnya reformasi struktural dalam memperkuat fundamental ekonomi nasional.
Perekonomian Indonesia tahun 2014 diprakirakan tumbuh sebesar 5,1%, melambat dibandingkan dengan 5,8% pada tahun sebelumnya. Dari sisi eksternal, perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh ekspor yang menurun akibat turunnya permintaan dan harga komoditas global, serta adanya kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah. Meskipun ekspor secara keseluruhan menurun, ekspor manufaktur cenderung membaik sejalan dengan berlanjutnya pemulihan AS. Dari sisi permintaan domestik, perlambatan tersebut didorong oleh terbatasnya konsumsi pemerintah seiring dengan program penghematan anggaran.

2.5. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

1. Faktor-Faktor Internal
Faktor-faktor tersebut diantaranya, kondisi perbankan realisasi RAPBN 2003, terutama yang menyangkut beban pembayaran bunga utang pemerintah dan pengeluaran stimulus pasca tragedi Bali, hasil pertemuan CGI yang sempat ditunda akibat tragedi Bali, kebijakan ekonomi pemerintah terutama dalam bidang fiskal dan moneter, serta perkembangan ekspor nasional.
Kesiapan dunia usaha Indonesia dalam menghadapi AFTA 2003 juga akan berpengaruh terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional lewat pengaruhnya terhadap prospek perkembangan neraca perdagangan yang berarti saldo transaksi berjalan.
Faktor-faktor non ekonomi : politik san sosial, keamanan (terutaman enyangkut apa yang akan dilakukan pemerintah untuk mencegah tidak terulangnya lagi tragedi Bali), dan hukum (terutama yang berkaitan langsung dengan kegiatan bisnis dan pelaksana otonomi daerah). Perbaikan fundamental ekonomi tidak disertai kstailan politik dan keamanan yang memadai, serta kepastian hukum.
2. Faktor-Faktor Eksternal
Faktornya diantaranya adalah prospek perekonomian dan perdagangan dunia 2003, kondisi politik global, terutama efek-efek dari perang AS-Irak dan krisis senjata nuklir Korea Utara. Perang AS dan Irak akan berdampak pada efek haraga minyak dan penurunan ekspor serta penundaan pengiriman TKI ke wilayah Timur Tengah, sedang efek dari kore Utara, jika terjadi perang besar-besaran jelas akan mengganggu arus perdagangan dan investasi di Asia Tenggara dan Timur khusunya dan dunia pada umumnya.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum adalah :
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3.Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5.Faktor keuangan Negara Chenery mengatakan bahwa perubahan struktur ekonomi disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposisi agregat demand (AD), ekspor-impor (X-M). Agregat supplay (AS) yang merupakan produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut (Tambunan, 2003).
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang teori migrasi dan hoilis chenery tentang teori transportasi struktural. 
Teori Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Dalamnya Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sector pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Karana perekonomiannya masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan pertumbuhan penduduk yang tinggi maka terjadi kelebihan supplay tenaga kerja.

2.6. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Berikut beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain :
1. Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
2. Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
3. Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
4. Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan. 
5.Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi.
6.Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus
7. Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah
Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor.

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan 
Data PDB dapat juga diturunkan beberapa indicator ekonomi penting lainnya :

1. Produk Nasional Bruto
2. Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar
3. Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi 
4.Angka-angka per kapita
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.




3.2. SARAN

Dengan demikian kita dapat memberikan saran kepada pemerintah. Beberapa Negara khususnya di Negara Indonesia sedang berkembang, itu berarti pertumbuhan ekonomi sedang terhalangi dari beberapa sumber yaitu sedang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Diperlukan pemerintah yang kuat dan berwibawa dan dapat menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum dan juga yang dapat mempersatukan dan menjaga perdamaian di dalam Negeri.


DAFTAR PUSTAKA

http://woodewilisty.blogspot.co.id/2016/04/pdb-pertumbuhan-dan-perubahan-struktur.html
https://croisant.wordpress.com/2012/05/16/dampak-kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-baru/
https://prezi.com/s3-uyx6xao5i/dampak-kebijakan-pemerintah-pada-masa-orde-baru/
https://www.slideshare.net/fitkhyaulia/dampak-kebijakan-politik-dan-ekonomi-pada-masa-orde-baru
http://www.mikirbae.com/2016/05/dampak-kebijakan-politik-dan-ekonomi.html
http://ithinkeducation.blogspot.co.id/2012/09/masa-pemerintahan-orde-baru-di.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto
https://yuniariani37.wordpress.com/2014/07/07/pdb-pertumbuhan-dan-perubahan-struktur-ekonomi/
http://adityaindraa19.blogspot.co.id/2015/03/pertumbuhan-ekonomi-dan-perubahan.html
http://utamiwijayanti12.blogspot.co.id/2015/06/pdb-pertumbuhan-dan-perubahan-struktur.html
https://indradrgntr.wordpress.com/2015/11/22/pdb-pertumbuhan-dan-perubahan-struktur-ekonomi/
http://woodewilisty.blogspot.co.id/2016/04/pdb-pertumbuhan-dan-perubahan-struktur.html
http://sikodokpesek.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pertumbuhan-perubahan-struktur.html
https://roslanieka.blogspot.co.id/2014/11/makalah-perekonomian-indonesia.html

Bussiness English 2

Final Meeting, Test Assignment 1. Participles as adjectives  Member 1 by Aminurlaila (20216709) -Interested She's interested in ani...