Merintis
Bisnis Sewa Kasur Beromset Miliaran Rupiah
by Vicky Rachman - March 4, 2016
Clara
Almabella Bamanty adalah salah satu contoh pengusaha muda bermental baja.
Bagaimana tidak. Ia sering kali diejek dan ditertawakan karena
bergelut dengan bisnis penyewaan kasur di Yogyakarta. Bisnisnya dipandang
sebelah mata karena dianggap tidak bisa meraup laba. Clara mengabaikan anggapan
tersebut. Ia tancap gas dan mendirikan usaha penyewaan kasur dengan nama
sewakasur.com. “Saya melihat peluang bisnis yang besar sekali. Jadi, saya
melanjutkan bisnis ini dan terbukti saya bisa membuka cabang di daerah lain,”
Clara menceritakan.
Jenis
kasur yang disewakannya terdiri dari kasur busa dan kasur pegas (spring bed).
Tarifnya bervariasi, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 110 ribu per kasur
selama 24 jam. Harga sewa paling murah adalah kasur busa berukuran 90 x 1.200
cm yang dibanderol Rp 20 ribu per hari. “Dalam sehari, kami menyewakan kasur
busa kira-kira 300 lembar untuk di Yogya saja. Pelanggan kami yang paling
besar adalah hotel,” ia menjelaskan. Berdasarkan perhitungan Clara, estimasi
omset sewakasur.com dari penyewaan kasur busa itu sebesar Rp 180 juta setiap
bulannya, atau Rp 2,1 miliar per tahun. “Sebagian besar hotel di Yogya sudah bekerja
sama dengan kami untuk menyediakan kasur busa, yang mereka gunakan untuk extra
bed,” dia menambahkan.
Jasa
penyewaan alas tidur sangat membantu pengelola hotel. Sugeng Waluyo, Executive
Housekeeper Hotel Indoluxe di Yogya, mengatakan, pelaku bisnis hotel di
daerahnya merasa terbantu oleh jasa penyewaan kasur yang disediakan oleh empat
vendor. “Dulu, kami susah mencari vendornya. Sekarang kami sudah tidak
kesulitan lagi,” kata Sugeng. Dia menceritakan hotelnya menyediakan extra
bed dalam jumlah terbatas, sehingga membutuhkan penyedia kasur ekstra
apabila ada rombongan yang menginap di Hotel Indoluxe. “Kami memilih Clara
karena kualitasnya memenuhi standar hotel, pelayanannya cepat dan selalu siaga
24 jam mengantarkan pemesanan walau kami menyewa kasurnya tidak banyak,” ungkap
Sugeng.
Slogan
sewakasur.com adalah Membantu Menjamu Tamu. Clara mengklaim pihaknya
sebagai perintis penyewaan kasur busa dan spring bed di Kota Gudeg itu.
Selain hotel, pelanggannya berasal dari instansi pemerintah dan perorangan.
Sepintas, laju bisnisnya patut diacungi jempol. Clara meraihnya tidak instan
karena memulainya dari tahun 2007. Waktu itu, dia masih kelas satu SMA.
Modalnya berasal dari tabungan pribadi sebesar Rp 200 ribu untuk membeli satu
lembar kasur busa.
Dia
mengisahkan bahwa ide bisnisnya itu terinspirasi dari hobinya
menginap di hotel atau vila. Kebetulan Clara bersama keluarganya sering
jalan-jalan ke berbagai destinasi wisata. Saat menginap, rombongan keluarga
Clara ini acap kesulitan mendapatkan kasur ekstra dari pengelola tempat
penginapan. “Kami sering kekurangan extra bed karena pihak hotel
tidak menyediakan. Dari situlah, saya berpikir untuk berbisnis penyewaan
kasur,” tutur wanita kelahiran Yogyakarta, 26 juni 1992 ini.
Lalu,
Clara bersama saudara sepupunya menawarkan jasa penyewaan kasur. Mereka acap
kali mengantarkan kasur ke konsumennya dengan mengendarai sepeda motor.
Promosinya hanya mengandalkan sistem getok tular (word of mouth). Sebelum
menembus hotel, Clara menyewakan kasur ke tetangga di sebelah rumahnya di Jl.
Godean Km 7 Sidoarum, Sleman, Yogyakarta yang sekaligus menjadi kantor
pusat sewakasur.com.
Langkah
berikutnya, ia memberanikan diri menawarkan jasanya ke pengelola hotel dan
tempat penginapan lainnya. Namun, ia pulang dengan tangan hampa.
Clara tidak putus asa. Ia malah semakin gencar mempromosikan sewakasur.com di
media sosial, situs Internet (website) dan pamflet. Perlahan tetapi pasti,
bisnisnya melejit. “Awalnya banyak yang menolak. Tapi, saya tidak menyerah
sampai akhirnya sewakasur.com mulai dikenal luas dan pengelola hotel
menghubungi saya untuk bekerja sama menyediakan extra bed,” Clara
menegaskan. Ia berterima kasih kepada ayahnya karena memberikan modal
tambahan di awal menjalankan bisnisnya. “Setelah mulai berjalan, saya membeli
kasur sedikit demi sedikit untuk menambah jumlah kasur,” ia menerangkan.
Sekarang,
Clara sudah membuka cabang di Semarang, Bekasi, Jakarta, Bandung, dan Bali.
“Investasi setiap gerainya sekitar Rp 75 juta,” ujarnya. Rencananya, Clara
ingin mengepakkan sayap bisnisnya dengan membuka cabang di tiga kota lainnya,
antara lain Surabaya dan Lombok. CV Penutup adalah perusahaan yang
menaungi sewakasur.com. Selain itu, dia mengembangkan unit bisnisnya, seperti
menyediakan selimut atau peralatan penginapan lainnya bagi pengelola hotel.
Clara
saat ini hanya seorang diri mengelola usahanya, sepupunya sudah mengundurkan
diri karena sibuk dengan pekerjaan lainnya. Alumni Jurusan Hubungan
Internasional Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta ini tetap
terjun langsung menjalankan manajemen usahanya, seperti membeli dan merawat
kasur, serta mendistribusikannya ke konsumen. Ia mempekerjakan 10 pegawai di
kantor pusat sewa kasur Yogya. Sementara jumlah karyawan di kantor cabang
berkisar 2-4 orang per gerai.
Menurut
Clara, tantangan yang dihadapinya adalah menyakinkan konsumen mengenai kualitas
kasurnya. Atau, menghadapi risiko bisnis seperti pencurian atau
kerusakan. Sugeng, selaku pelanggan sewakasur.com, berharap Clara
mempertahankan kualitas dan pelayanan, serta memperluas jaringannya. “Karena
kompetitornya semakin banyak, maka kualitas produk ataupun layanannya harus
diutamakan,” kata Sugeng.
Vicky
Rachman & Rizky C. Septiana
Riset:
Muhammad Rizki
Sumber
: https://swa.co.id/swa/headline/merintis-bisnis-sewa-kasur-beromset-miliaran-rupiah [Diakses pada 23 Desember 2018]
Berdasarkan
kutipan artikel diatas, dibawah ini saya akan memberikan pendapat tentang “Merintis
Bisnis Sewa Kasur Beromset Miliaran Rupiah”
Menurut
saya bisnis tersebut benar-benar sangat menakjubkan, karena pasti banyak
menganggap bisnis tersebut hanya sepele hanya sekedar menyewakan sebuah kasur,
tetapi tidak disangka keuntungan yang akan dikantongi sampai millyaran rupiah. Diawali
dengan modal sedikit dan nekat yang besar alhasil membuahkan omzet dan terbalas
sudah jerih payah pada saat awal memulai bisnis. Bisnis tersebut sangat
dirasakan manfaatnya oleh keluarga yang sedang berlibur dan membutuhkan extra
bed. Bisnis tersebut juga memudahkan hotel atau tempat penginapan lain yang
membutuhkan extra bed.
Dari bisnis
Kasur ini sudah bisa mengurangi jumlah pengangguran. Karena sudah berhasil
merekrut 10 orang pegawai khusus dikantor pusat. 2-4 orang di tiap kantor cabang
yang saat ini sudah berhasil membuka lebih dari 2 titik kota. Menurut saya
bisnis tersebut difokuskan saja ke ide awal si pemilik yaitu menyewakan kasur agar
bisnisnya menjadi ciri khas dan mudah diingat bagi konsumen. Lalu ditambah
kualitas, kebersihan, harga yang sesuai, dan pelayanan yang terbaik.
Bisnis
yang sebagian anak muda hanya menjadi khayalan ini ternyata dapat diwujudkan
oleh seseorang yang bernama Clara Almabella Bamanty yang saat ini sudah menjadi
pengusaha muda. Beliau tidak hanya berkhayal atau dibayangkan saja. Tetapi beliau
langsung melakukan apa yang sudah dibayangkan tersebut. Jadi kita dapat mengambil
sebuah rangkuman bahwa kalau kita memiliki sebuah ide. Langsung lakukan jangan
hanya dipikirkan, bila gagal, kita tetap usaha melakukan dengan terbaik lagi
lagi dan lagi. Sambil diiringi dengan doa, ikhtiar, dan tawakal. Suatu saat
usaha akan membuahkan hasil yang tidak terbayangkan oleh kita. Mulailah bisnis
yang sesuai dengan budget, kapasitas, dan keahlian kita.
Sekian
pendapat yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan terima kasih semuanyaa😊. Semoga
kita dapat selalu menjadi pemuda yang membanggakan untuk keluarga, lingkungan,
dan negara kita… 💗
Tidak ada komentar:
Posting Komentar